A Man Who Must Not Be Named (6): Aku Terlalu Baik untukmu Bukan ?
Setiap
manusia pasti akan memberikan yang terbaik untuk pasangannya, kita akan
berusaha lebih baik untuk menyenangkan pasangan, bahkan tidak jarang beberapa
manusia rela mengubah gaya hidup hingga melakukan apa yang tidak dia sukai demi
pasangannya, lebih sopan jika ku katakan
berusaha menyukai apa yang tidak sukai dengan alsan menjadi manusia muntitalent
itu jauh lebih baik dan akan bermanfaat
untuk orang banyak.
Aku
salah satu manusia itu, aku telah banhak mengubah gaya hidup dan mencoba hal
baru untuk membuatnya nyaman, ini bukan tentang diperbudak cinta tap tentang
menjadi manusia yang lebih bijak dari sebelumnya, manusia yang lebih patuh dari
sebelumnya, dan manusia yang lebih berhati ketimbang berakal dari sebelumnya,
ya itu fakta tentangku.
Ini
bukan soal hitung menghitung tapi ini tentang renungan, karena kita mencintai seseorang adengan ada
apanya bukan apa adanya maka ku renungkan segala perubahan yang ku lakukan pun
yang dia lakukan. Cinta memang ada apanya, kita selalu ingin melihat pasangan
kita bertumbuh dan berkembang ke arah yang labih baik, kita selalu menegur dan
menuntut pasangan kita melakukan sesuatu, bukan untuk kita perbudak layaknya
kisah dalam sinetron kesukaan ibuku tapi yang diputar pada malam hari, tapi ini
tentang menuntut pasangan lebih matang dan siap dari sebelumnya karena kita
sadar akan hidup yang terus merangkak maju ini butuh banyak perubahan untuk
terus menggiring cinta hingga ke tiang gawang pernikahan.
Kamu
tahu persis siapa aku, aku adalah wanita penuh ambisi, ambisi untuk sukses
tentunya, ambisi memenuhi daftar curriculum vitae hingga berlembar-lembar,
ambisi menghabiskan setiap sore di tempat yang berbeda sesuai dengan
perkembangan wisata dan selera main anak sebayaku. Karenamu aku mengurangi
semua itu, aku kini adalah putri tidur yang dengan nasehat kecilmu akan
mengatup tak sedikitpun penolakan untuk terus mekar. Kau tahu maksudku kan ?
aku tidak sedang membicarakan kejelekanmu tapi baikmu, pahami saja kalimatku.
Untuk
menjaga hatimu, ku batasi bermaian dengan lelaki lain sebab aku tidak ingin
kamu merasakan yang ku rasakan kemarin, cemburu. Ku batasi melakukan kunjungan
wisata karena aku tahu kamu tidak menyukai itu dan aku pun merasa cukup berada
di sampingmu atau sekedar mendengar suaramu di balik telephone sepanjang hari.
Aku percaya cemburu itu ada karena adanya cinta tapi cukup aku yang merasakan
sesaknya dan panas dinginnya. Aku masih ingat betul bagaimana cemburu itu
membakar dadaku, aku berusaha merabah dadaku berharap menemukan letak panas
itu, namun semakin ku rabah rasanya semakin menjadi, ia berpindah tempat ke
tempat lain, selain suara dan perhatianmu tidak ada obat lain yang dapat
membuatku merasakannya.
Sampai
di sini kamu paham kan kenapa aku mengatakan aku terlalu baik untukmu. Aku
berani mengatakan itu karena aku juga yakin akan usaha besar yang kamu lakukan
untukku, perubahanmu yang sangat pesat itu telah membuktikannya.
**********
Tahun
ini adalah tahun keduaku menemanimu berjuang, berjuang mendapatkan cita-citamu
menjadi salah seorang anggota TNI. Aku masih ingat betul bagaimana hancurnya
perasaanmu kala itu, dengan menggunakanuniform hitam putih kamu mengajakku ke
puncak gunung belakang rumahku, aku menatapmu aneh kala itu dengan pakaianmu
yang tidak seperti biasanya, sebab aku tahu kamu bukan tipe lelaki kemejaan.
Hatiku
ikut hancur mendengarmu mengatakan kalau kamu gagal seleksi, aku bukan kecewa
denganmu, aku hanya tidak menyukai ekspresi wajahmu, satu-satunya ekspresi yang
tidak ku sukai darimu adalah ekpresimu saat ini. aku tiba-tiba benci dengan
air, aku benci melihat air menetes dari ujung matamu.
“Sayang, Ku perlihatkan hancurku padamu, aku tidak ingin
keluargaku melihatnya, aku juga bukan sengaja memperlihatkannya padamu, aku
hanya yakin kamu akan menghilangkan kecewa yang ku rasakan dan aku kembali ke
rumah dengan baik-baik saja”,.
Sejak
saat itu aku bejanji dengan diriku sendiri untuk menemani berjuang, mengulurkan
tangan kala ia jatuh, menyiapkan bahu kala ia butuh sandaran, memberinya kaki
dan tangan kala ia merasa lelah dengan ia punya.
Hari
berganti minggu, minggu berganti bulan, aku menemani setiap latihan yang ia
lakukan seperti menemaninya berenang pagi dan atau sore hari, menemaninya
jogging, ya walau sebenarnya aku ikut lari bersamanya, dia terlalu menyayangiku
untuk merasakan lelahnya berlari, tapi aku juga terlalu menyayanginya untuk
berlari sendirian.
Suatu
sore ia, menghabiskan sore berkeliling kota dengan sepeda polygon, aku ikut
bersamanya, bukan disampingnya ataupun di depannya, aku ikut di telinganya,
headset. Tiba-tiba ku dengar suara benturan keras dari handphone yang kala itu
ku letakkan diatas buku-buku anak yang sedang ku packing dan hendak ku berikan
kepada teman-teman komunitas pegiat literasi. Sambungan telepone kami pun
terputus, aku fikir mungkin handphonenya kehabisan baterai.
Sekitar
satu jam kemudian, ku terima pesan singkat darinya yang terkirim sejak setengah
jam yang lalu. Ia memintaku membawakannya celana training dan baju kaos besar
milikku dan menemuinya di depan salah satu kampus beralmamatr kuning. Tanpa
berfikir panjang aku meninggalkan aktifitasku dan bergegas menemuinya, itu
kebiasaanku selama bersamanya. Sebelum menemuinya tidak lupa ku siapkan roti
dan jus kesukaannya dalam tasku, aku tahu dia pasti lelah mengayu sepeda.
Aku
sampai, dia hanya memandangku dengan senyum lebar, hari ini tidak turun hujan
tapi kenapa dia basah kuyup, apa dia sempat melewati pantai dan mandi ? ah dia
tidak mneyukai air laut.
“Kok basah ?,”.
“Tadi aku fokus memikirkanmu sepanjang jalan sampai-sampai
aku jatuh ke selokan, sepedaku mengajakku mandi, aku fikir tidak sopan menolak
ajakan seorang sepeda yang menemaniku setiap saat,” jawabnya.
“Mandi kok di selokan,’’.
“Aku sebenarnya ingin mandi di hatimu, tapi maaf, aku
tidak ingin membagi kolam dalam hatimu kepada siapapun,”
“Sepeda bukan orang,”.
“Iya aku tahu, tapi aku tidak yakin sepeda itu akan
menyukaimu atau tidak, kamukan cantik. Jangankan aku atau manusia lain, benda
di sekitarmu saja menyukaimu, hanya saja mereka takut padaku makanya diam saja,
mereka pasti sangat bersyukur didekatku setiap saat,”.
“Becanda terus, ini minum dulu,”.
“Terimakasih sayang, eh sepeda aku bocor tapi aku tidak
bawa uang, aku pinjam uangmu bolehkan ? nanti aku bayar dengan uang panaiq
ratusan juta, dan akan ku petikkan bintang untukmu, atau kamu mau bulan ? atau
kamu mau magic hour aku tahan sedikit
lama dari biasanya ? katakan saja apa maumu, yang penting jangan memintaku
pergi, aku bukan tidak mau pergi, tapi tidak ingin kamu sakit aku pergi,”.
“Ih kamu, ayo ke bengkel,” hatiku
kesenangan tapi tak ku perlihatkan ekspresi berlebih padanya.
“Setelah dari bengkel ikut denganku ya ?,”.
“Kemana ?,”.
“Rumah pak imam,”.
“Buat apa ?,”.
“Aku ingin ijab kabul, KUA terlalu sulit, harus cetak foto
berlatar biru dulu dan urus sana-sini, aku tidak ingin berlama-lama aku tidak ingin
mengurus ini itu aku hanya ingin mengurusmu, aku ingin menikahi kamu
secepatnya,”.
Dalam
hati kutakan “Ayo tunggu apa lagi, akupun
ingin menikah denganmu. Aku ingin menghabiskan seluruh waktuku sejak detik ini
hingga Tuhan kembali mengambil haknya atasku,”. Aku sungguh ingin
mengatakan itu padanya, tapi prinsip menjaga harga wanita dengan tidak
memberikatahukan keinginan mendalam itu masih kokoh. Aku ingin kamu yang
memintaku jadi pendampingmu secara serius, aku tidak ingin memintamu memintaku
untuk itu.
*********
Sayang,
aku kurang baik apa ? katakan, biar ku perbaiki diriku untukmu, sedikitpun
kurangku tolong jangan kamu terima, keluhkan saja padaku, akan ku perbaiki
semua untukmu. Aku ingin mendengarmu berkata “Sayang, kamu terlalu baik untuk
untukku,”.
.png)
Komentar
Posting Komentar